Teman Blog Tintahatiku

09 March 2011

diksi dari seberang

lantas kuabadikan titipan dari samudera sana yang menyinggah semalam bersama sejahtera tutur dan puisinya... dan di sepanjang pantai hatiku adalah perkarangan rindu yang diusik semilir kasihnya... tuntas merelakan aku terus di ayunan itu menghadap gelora laut yang tahu erti perbicaraan dan kisah-kisah terindah kerna di situ juga aku riuh bercerita padanya dalam bahasa rinduku... remah menjingga melewati senja adakalanya mengajak aku pulang namun aku tetap jua menatap deru-deru yang berkejaran menyampai pesan dari seberang.... dan aku pun tetap jua bersimpuh di situ meski rintik gerimis menghujani.... biarlah aku terus berseloka dan berdiksi dalam sejambak metafora biru dari seberang...



sepanjang malam aku berdiri diseberang ayunanmu ,
mencuba menangkap sgala rahasiamu tersembunyi
dipantai itu senjapun mulai turun tanah
bias senja meningkah gelombang menepi
" mungkin hingga saat ini rahasia hati diayunanmu belum tuntas aku singgahi "
akupun mencari ,
dipasir pantai anganku membimbing jemarimu ,
kita tlah tulis berdua dipasir itu : tentang ombak , mega , lalu semilir bayu entah apalagi .
dato, kita ini laksana setegak nyiur,
saling merunduk diantara pantai yang berseberang jauh .......
( namun rindu itu tlah mampu mendekatkan jarak ,sedekat aku tlah genggam jemarimu ditepi ayunanmu )



syukur selalu saya ucap, smoga dato senantiasa berbahagia tiada lagi saya meminta uluran tangan dato dalam kancah perkenalan kemarin telah memberi saya nuansa baru dalam hidup : jingga ,
khabarkan padanya bahwa tetap dia menjadi yg paling berarti saya akan kenang dia dalam diam kembara perjalanan tanpa luka dan pura pura saya sangat sayangi dia. santun ,berbudi bahasa . 



hingga melewati senja tak kudengar swaramu
mungkin satukisah menghalangmu dalam kabut itu menyapaku
sebab mulai fajar kupanggil engkau
diam langit tetap saja menjelaga
namun dalam keremangan rintik gerimis menyadarkan
" biru, disepanjang hayat itu bukankah merasa memiliki lebih
menenteramkan nuranimu ,meski cayaha itu bukan milikmu "
terjebak rasa biduk itu entah kemana menuju sedang langit
selalu sahaja terheran menatapi ,
betapa galau gamang singgah dipetamanan tanpa seseorang memanggil .
( sekejap lagi kantuku menyeret sepi dipembaringan itu hingga pagi lagi tetap kuajak engkau memilah puisi tuk esok hari : terlalu menuntutnya aku padamu ,dato ?! ) 




SEBUAH CATATAN BIRU BUAT JINGGA

JINGGA, 

semalam dalam kabut aku datang kembali keayunan itu menyapanya ,
dengan langkah malu sedang rindu tetap saja bergelayut diayunan itu.
langit senja keemasan biasnya menyentuh alun gelombang menuju bibir pantai, 

Kami melangkah riang dalam canda tawa kanak kanak kami disepanjang garis pantai itu kami saling mengeja cerita masing masing tentang mimipi tentang segala yg terangan , 
kami laksana anak anak dan hidup ini terasa beban lagi JINGGA .
Sesekali aku mencuri pandang ,

legam helaian rambut hitamnya disisi kerudung itu yg selalu menutupi , 
kami berlari laksana anak anak kijang dihutan pedalaman , 
mata kami lebar berkilau menjelma mutiara 
dan jika saja jatuh dari mata itu sepercik tangis maka kami akan menyemaikannya 
dimimpi mimpi kami yang penghabisan yang mungkin kelak 
akan mampu menumbuhkan sejuta sajak yg mungkin mampu engkau urai JINGGA, 
Kami akan saling berbagi dan saling memuji dengan seluruh harapan serta seluruh doa doa 
dan kisah kisah kami ini kelak akan selalu bertiup bersama warna jingga senjamu 
dia akan selalu hidup disepanjang pasir pantai 
dan akan senantiasa akan dikisahkan ketika lelah pengembara menyaksikan jingga warna senjamu
JINGGA, begitu setianya engkau menjadi pendengar atas kisah kisah ini 

namun tetap pintaku sampaikan selalu lewati warna mu 
betapa kasihnya aku padanya, diyunan itu. 

dato terkasih , rindu tak pernah pupus dipantai itu bersama ayunanmu meski hampir rasanya putus harapanku untuk bisa menyapamu kembali kerna jejakmu serasa menjauh : saat ini rindu smakin kekal saja dipantaimu ,yang ketika senja kemarin kucari jejaknya hampir disepanjang batas. bukan rajuk itu atau taksudi namun ktika tak kutemukanmu , ada yg perlahan hilang lalu menjadi tangis disepanjang pantai ,yah dawai ini serasa terlepas dari jenteranya " 


mutu manikam maafmu dato rajuk ini telah menepi, dato berdoa selalu ya smoga kejayaan itu segera termiliki , slamat berjuang dato 

~~>  serangkai diksi ini menemani hariku... meski tidak berwajah... terima kasih

No comments:

Search This Blog