anggun jingga mempesona senja,
semerbak rindu menerpa,
kutatap cerah mega berkaca
perahu waktu tetap saja luncur membelah riak gusar
lelalang ugah di arus keruh merunduk lalu
tak teranjak perdu meski luyut jauh dibawa hanyut
cumalah selut menempel tak terbasuh oleh renyai luka merah
sekilas pelangi membingkai di kaki langit
rabak jua dicakar waktu
kesalku potret indah semusim hanya
tergantung di dinding hati rawan berjelaga
tak terlewati saat gusar diantam guruh yang menjerkah
masih tetap manis luka tersenyum
masih tetap indah pedih yang berbunga
kuelus harap dalam lelap di tikar senda yang teranyam rapi
biar mimpiku dalam episod yang seperti...
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment